Terjawab sudah rumor yang selama ini menyebutkan bahwa Mircrosoft memiliki ketertarikan untuk membeli Nokia. Kemarin perusahaan raksasa perangkat lunak tersebut akhirnya benar-benar mewujudkan skenario tersebut dan mengumumkan secara resmi mengenai akuisisi divisi smartphone Nokia tersebut.
Akuisisi yang sejatinya dijadwalkan terjadi pada bulan Juni tersebut akhirnya baru terwujud beberapa bulan kemudian. Lewat perjanjian antara keduanya Nokia kini memiliki dana segar untuk memfokuskan dirinya pada tiga bisnis inti yaitu infrastruktur jaringan (NSN) , HERE (layanan peta dan GPS) serta bisnis lisensi dan pengembangan (Advanced Technologies).
Akuisisi divisi ponsel Nokia oleh Microsoft tersebut pada satu sisi menjadikan perusahaan asal Finlandia yang pernah menguasai pasar ponsel beberapa tahun lalu tersebut memperoleh dana segar namun di sisi lain menjadikannya sebagai perusahaan yang lebih kecil.
Stephen Elop sang CEO Nokia turut menjadi bagian dari perjanjian tersebut dimana Elop nantinya akan memimpin divisi ponsel Microsoft yang baru.
Merek dagang “Nokia” tidak menjadi bagian dari perjanjian sehingga nama tersebut masih tetap menjadi hak kekayan intelektual perusahaan asal Finlandia itu, namun merek dagang “Lumia” dan “Asha” adalah bagian dari perjanjian yang menjadikan Microsoft sebagai pemilik sah atas merek dagang tersebut.
Ke depan, Nokia masih mungkin memproduksi ponsel namun berbasis sistem operasi Series 30 dan Series 40 yang artinya adalah ponsel tradisional non smartphone. Itupun baru bisa dilakukan oleh Nokia mulai tahun 2016. Sementara itu smartphone berbasis sistem operasi Windows Phone mulai saat ini akan diproduksi dan diperjualbelikan dibawah merek Microsoft.
Akuisisi divisi ponsel berikut hak paten Nokia ke Microsoft tersebut oleh banyak analis dianggap sebagai ancaman serius bagi Apple dan Google. Sebab kini Microsoft memiliki keunggulan dalam mengendalikan divisi ponsel dan perangkat lunaknya sekaligus dimana keunggulan tersebut sebelumnya hanya dimiliki oleh Apple dan BlackBerry. Namun di antara semua competitor diperkirakan Samsung lah yang bakal paling terancam karena produsen smarpthone asal Korea tersebut hingga kini hanya memproduksi hardware dan menggantungkan software-nya pada pihak lain (Google).
Microsoft sendiri meski telah sukses mengakuisisi Nokia masih mengakui bahwa pihaknya tetap mempertimbangkan opsi melakukan pembelian terhadap divisi ponsel Blackberry.
